Selasa, 29 Desember 2009

Public Diary Page 5

Dear, PD. Ku coba mengobati luka ini sendirian. Luka yang begitu deras mengeluarkan darah kesedihan dan kekecewaan. Tidak ada yang peduli. Bahkan rembulan pun tidak muncul sekedar menyapa atau menampakkan diri. Seolah-olah aku ini sebatang pohon mati yang tak berarti lagi. Teronggok, melapuk dan mulai hancur digerus waktu. Ku tatap langit malam dan berbisik"inikah yang kau inginkan?" ku bisikkan sekali lagi sembari mengangkat kedua tanganku. Memperlihatkan sebentuk hati yang sakit. Terluka. Membusuk. Yang bagimu sudah tidak berarti lagi. Ku tatap langitmu. Ku bersimpuh dalam belas kasihanmu... Mengharap setitik perhatianmu.
Namun hanya kesunyian yang sayup-sayup menjawab keluh-kesahku. Hanya dinginnya malam yang membelai mesra setiap goresan luka di hatiku. Beginikah caramu memperlakukan hati yang tulus menyayangimu? Hati yang telah menunjukkan seluruh isinya. Hati yang meyakini bahwa kamulah belahan jiwanya. Hati yang lugu bahwa kamu tidak akan pernah menyakitinya.
Sungguh, aku tidak membencimu. Tak mungkin membenci sesuatu yang sangat aku cintai. Aku tidak tahu cara untuk membencimu. Bahkan bagaimana rasanyapun belum pernah terlintas dalam pikiranku. Yang ku tahu aku lemah karena tulusnya cintaku padamu. Mudah terluka. Walau terkadang kau melakukannya tanpa sengaja. Adakah niat darimu untuk berpaling padaku. Menampakkan cahaya cintamu lagi. Menerangi gelapnya harapan dan sunyinya kesendirian. Sudikah? Masih adakah?

Public Diary-Page 4

Dear, PD. Jawaban dari pertanyaan itu telah terkuak. Kedatangannya begitu cepat, tak terduga seperti hujan meteor yang merobek gelapnya misteri. Jelas sudah. Selesai semua. Tidak ada yang perlu dikonfirmasi. Semuanya sudah masuk akal. Terang benderang. Tidak perlu logika tingkat tinggi untuk memahaminya. Cukup diketahui. Tak perlu disesali. Semua adalah keputusannya. Tugasku hanya memotivasi dan meyakinkan saja. Aku tahu dia termotivasi. Aku yakin dia mempercayai lautan penjelasan yang telah aku tumpahkan. Aku berharap dia mau kembali menjadi dirinya sendiri. Pemberani dan kuat seperti yang aku kenali. Tidak perlu lari seperti ini. Jangan! Jangan kau teruskan. Berhentilah. Ku mohon berhentilah sekarang. Berilah kesempatan kepada hatimu untuk mengatur nafasnya. Biarkanlah pori-pori ketakutanmu mengeluarkan keringat kekhawatirannya. Habis tak bersisa. Tenangkanlah dirimu. Dengarkanlah irama jantungmu sendiri saat memompa sumber-sumber kehidupan. Istirahatkanlah kalbumu. Rebahkanlah semuanya di bawah pohon kedamaian beranting ketentraman yang rindang. Rasakanlah sejuknya udara hikmah. Nikmatilah rasa nyaman dari relaksasi otot-otot batin yg sempat kau paksa berkontraksi kuat. Tenangkanlah dirimu. Pejamkan mata batin prasangkamu. Pejamkanlah. Teruskanlah hingga sayap-sayap relaksasi menerbangkanmu jauh ke alam mimpi. Ke tempat di mana kau dapat menemui akal sehatmu. Sapalah dia, mintalah nasihatnya. Jangan mendebatnya. Tak perlu menyangkal penjelasan kebenaran yang tulus dia berikan. Tentang kebenaran dari semua yang telah aku ungkapkan. Kebenaran tentang apa yang kau rasakan. Dengarkan dia. Dan simpanlah semuanya dalam kotak memori. Tempat bersemayamnya segala cahaya yang dapat menerangimu dalam mengarungi belantara kehidupan. Jadikanlah itu ilmu. Jadikanlah semua itu pelajaran untuk menyikapiku ke depan.

Public Diary-Page 3

Dear, PD. Tahukah kamu sore tadi langitnya berwarna merah jingga. Indah sekali. Sewarna dengan training yang ku pakai setiap kali berolah raga. Sepertinya senyum mentari enggan meninggalkan peraduannya di langit senja. Tak tega meninggalkanku sendirian di bawah naungan malam yang aku benci. Dia tahu, rembulan tidak akan datang untuk ku. Menghiasi langit malamku dengan cahaya harapan. Tentang kebahagiaan.

Dan sekarang diriku terjebak rasa lelah yg menari-nari indah di sekelilingku. Mendendangkan lagu pegal dan rasa sakit di sekujur tubuhku. Hentikanlah! Pergilah! Carilah tempat lain untuk berpesta. Hah.. Sepertinya pesta ini takkan berhenti hingga pagi. Oh... mentari cepatlah! cepatlah kau kembali.

Public Diary-Page 2

Dear, PD. Sulit tidur. Pikiranku seperti sayap kelelawar yg sedang menjelajahi belantara tanda tanya. Di hadapanku kini muncul pohon pertanyaan baru yang beranting sangat rindang. Dia mengingatkan tentang sebatang ranting yg mengisahkan dekatnya waktu. Oh... Untuk aku kah buah yg menggelayut di setiap pucuk-pucuknya? Apakah rasanya manis, semanis harapan yang menjadi kenyataan? Apakah aromanya tentang kebahagiaan seperti yang aku pikirkan? Apakah tentang... Hentikan! Hentikan! Cukup. Aku sudah terlalu dalam menggali sumur-sumur lamunan ini. Cukup. Semakin dalam aku berandai-andai tentang pertanyaan itu, semakin berat pula usahaku untuk keluar dari lubang pengap yg sarat akan impian kosong itu. Mengapakah tidak tidur saja. Membaringkan tubuh yg mulai layu, menyelimutinya dan memejamkan jendela dunia tanpa prasangka akan cepat-cepat terjaga. Bernafas perlahan. Teratur. Tertidur. Biarkan semuanya terlena dalam obat bius indahnya dunia mimpi beralaskan empuknya kasur

Public Diary Page 1

Dear, PD. Sampai sekarang aku tidak tahu latar belakang dari semuanya. Mengapa dia bersikap begitu padaku? Apa yg menjadi pertimbangannya melakukan itu? Apakah salahku? Ataukah dia sudah berubah? Entahlah. Yang ku tau dia diam dan tak memberiku kesempatan mengetahuinya. Aku perlu tau! Aku harus tau! Tapi bagaimana caranya? Berbagai saluran komunikasi dia bungkam. Dia membiarkanku sendirian dlm lautan pertanyaan. Kebingungan. Kenapa kamu tidak menjadi cahaya penerangku? Petunjuk bagi biduk yg mulai putus asa mencari jalan pulang. Aku tidak tahu alasannya. Aku sungguh tak memiliki satu petunjuk pun untuk mengetahuinya. Sampai detik ini pun misteri itu menggelayuti pikiran dan keseharianku. Ku coba merenung. Mengingat-ingat apa saja yg telah aku lakukan. Aku khawatir ada celah menyakitkan yg terlewati yg membuatmu bersikap demikian. Aku terus menyelami memoriku sendiri. Terus menggali hingga hampir ke dasar hati. Aku tidak menghiraukan kalau itu menyiksa diri sendiri! Tidak, aku tidak peduli. Karena aku harus mengetahuinya. Aku harus memperoleh solusinya. Aku masih menyimpan harapan yg besar tentangnya. Aku harus bisa! Aku pasti bisa

Puisi-Inikah Pertanda

Saat pertama kali bertemu terasa kuat hentakannya
Semakin hebat getarannya saat memberanikan diri untuk menyapa
Kau sebutkan satu nama yang membuat hatiku berbunga-bunga
Semakin merekah kelopaknya dalam balutan canda ceria

Tidak ada yang salah dihari perkenalan kita
Terasa begitu sempurna mengalir lancar apa adanya
Biasakah perasaan yang kurasa? Tapi mengapa sulit ku lupa
Adakah sesuatu yang istimewa? Atau benarkah ini hanya perasaanku saja

Puisi-More Different Most Beautiful

Seperti es dan bara yang keras kepala dengan dingin dan panasnya
Seperti bintang dan matahari saling egois dalam menunjukkan eksistensi
Tidak mungkin disatukan begitu enggan untuk berbagi
Keduanya bertolak belakang dalam keasyikan dunianya sendiri

Kerasnya batu cadas lembutnya sentuhan air
Ringannya tiupan angin membelai mesra butir pasir
Saling berseberangan tapi tidak saling melemahkan
Begitulah keindahan lembah dan bukit pasir diciptakan

Puisi-Dear Someone

Ku hampiri pintumu kau membukanya tanpa sempat aku mengetuknya
Tampak tergesa menyambutku berlari kecil dengan perasaan suka cita
Kau peluk hatiku dengan senyuman penuh sesak rasa bahagia
Kau genggam tanganku menarikku masuk ke dalam sebuah istana
Aku takjub keindahan isinya tapi bagimu semua itu biasa saja

Wajahmu berseri-seri sambil bersenandung asa yang tidak ku mengerti
Mulut kecilmu membisikkan do'a untuk diriku dan seseorang yang kau cintai
Membelai sejuk kalbuku menikmati hidangan yang kau saji
Seperti samudera embun tercurah deras di pagi hari
Menyuburkan rasa cinta menyembuhkan luka menceriakan kembali

Kau hadapkan wajah tampanmu pada sekumpulan bejana bercahaya
Berselimutkan sapu tangan cahaya bersulamkan namaku di atasnya
Berkilauan menerangi istana taman bunga dan sekelilingnya
Sungguh terpesona hatiku pada kecantikan sebuah bejana
Terukir indah nama someone yang selama ini sangat kau cinta

Sinar matamu mengatakan dialah rembulan yang menerangimu dikegelapan
Senyum wajahmu menjelaskan dialah teman dalam pekatnya kesendirian
Sikap tubuhmu mengisyaratkan dalamnya kerinduan hangatnya pelukan
Detak jantungku meyakinkan begitu indah simpul hati mengikat kalian
Hati kecilku berguman andai aku bisa menjadi bagian

Puisi-simple Beauty

Tak perlu hiasan atau polesan untuk menampakkan kecantikannya
Tengok saja rembulan yang bercahaya begitu sempurna
Atau bunga lili yang bermekaran di atas rawa
Kesederhanaan alami menarik hati siapa saja yang mengenalnya

Pantulan warna-warni tak menyilaukan sungguh menenangkan
Bisikan suara lembutnya seperti kenari menyambut mentari pagi
Sejuk sapaan embun yang membelai kelopak hati
Meramaikan taman bunga dengan senyuman musim semi

Puisi-Mengisi Kekosongan

Terjepit celah sempit antara harapan dan kenyataan
Terjebak ruang kosong sarat tanda tanya dan ketidakpastian
Redup menyala seperti kunang-kunang kebingungan digelapnya jawaban
Semakin tenggelam ditelan mega mendung dan derasnya hujan

Jagat raya kalbu yang membentang di relung hati
Berwarna-warni dihiasi gemintang yang menari-nari
Diiringi terang rembulan dan hangatnya belaian mentari
Tak berarti tanpa denyut kehidupan untuk saling mengisi

Puisi-Apakah Kau merasakannya

Katakan ya karena ku tak sanggup mendengar kata sebaliknya
Ingat saja kebersamaan kita dan cara kita mentoleransi semua
Jangan takut kecewa karena aku terluka mengetahui kau kesulitan di sana
Katakan saja karena sama-sama kita sedang merasakannya

Tak perlu malu yang hanya melukai disaat kita sedang rindu
Tak perlu sungkan saat mengungkapkan perasaan yang terdalam
Sentuh hatiku dengan senyuman dan sapaan sayang
Puaskan dirimu dengan cinta yang aku berikan

Puisi-Hujan

Lembutnya sentuhan disetiap tetesnya mengabarkan luka disuatu masa
Kilau bening yang dipantulkannya menerangi hati membentuk bayangan maya
Suara gemericik butiran mungilnya membisikkan sepi meramaikan mimpi
Hembusan hawa dinginnya menenggelamkan jiwa dalam selimut duka

Teriknya mentari di langit siang tak menghangatkan tak mencerahkan
Terangnya rembulan yang menyapa malam seperti angan-angan yang tak kunjung datang
Hanya mega berjelaga hitam dan tetesan dingin yang membekukan
Tak sanggup dihentikan bila telah tercurah tumpah ke permukaan

Puisi-Patah Hati

Perih menyakitkan karena aku pernah merasakan
Ditikam kekecewaan membentuk luka kesedihan mendalam
Siang dan petang laksana hukuman bagi hati dan perasaan
Tak sanggup lari karena semuanya telah terjadi

Bayangan duka menyeret jauh ke lautan lamunan
Sakit yang terasa memabukkan hati tak sadarkan diri
Mengais kebahagiaan berharap menemukan di kelabunya hati
Terus mencari tak menyadari sedang menyiksa diri sendiri

Bersenang-senang seolah sedang bercanda riang
Berbicara sendiri candu hati menipu diri
Terus berharap berdamai dengan waktu berputar kembali
Ke masa lalu ketika semuanya belum terjadi

Puisi-Bertepuk Sebelah Tangan

Ku buatkan prasasti untuk mengenang dirimu
Sosok yang tangguh tak seperti diriku
Mampu berselancar diganasnya gelombang
Sanggup menyelam di ke dalaman lautan

Hanya orang-orang kuat yang melakukan hal-hal hebat
Itulah dirimu dalam perspektif luguku
Ku mengagumimu walau tidak pernah bertemu
Kau adalah model yang patut aku tiru

Ada satu pesan yang ingin aku sampaikan
Genggam masa lalumu kejarlah sekarang!
Ia menunggumu menjemputmu untuk datang
Aku meyakininya karena aku merasakannya

Jadikan liburan sebagai momentum terbaikmu
Hubungi segera ajaklah dia bertemu
Dia menunggumu dan akan selalu begitu
Salamku untukmu dan untuk belahan jiwamu

Puisi-Kau Datang lagi

Tak pernah ku sangka kau akan kembali lagi
Seperti yang pertama kau datang melalui mimpi
Sungguh aku tak menyadari bahwa itu dirimu
Aku malah ketawa-ketiwi hingga Tuhan mengilhamkan sesuatu

Selepas shalat Ashar aku banyak diam termangu
Hingga maghrib tiba sisi hatiku terasa ngilu
Pantas sulit makan memang bukan itu yang aku butuhkan
Aku harus merenungkan kedatanganmu tadi siang

Sekarang aku sedih saat mengenangmu menangis
Kau datang dengan misi hanya untuk menasehati
Wahai Tuhan Yang Maha Mulia sungguh menyesal karenanya
Karena terlalu banyak lupa hingga Kau mengutusnya

Ku lihat dalam mimpi kau menangis kemudian berlari
Ku tak mengenali entah mengapa aku datang menghampiri
Ku peluk erat dirimu karena iba dalam hati
Hingga kau katakan sesuatu bahwa aku melupakanmu

Entah mengapa saat itu mulutku berkata
Kamu adalah segalanya dan tak ada bandingannya
Tapi kau menyelanya seraya menunjuk seorang wanita
Bukankah dia pujaanku yang selama ini ku cinta

Dalam tangismu kau bisikkan sesuatu
Di balik bening air matamu kamu menasihatiku
Untuk meluruskan niatku memperbaiki ibadahku
Ku peluk erat dirimu ku kan berubah ku janjikan itu

Kau tatap mataku dapat ku lihat dengan jelas
Tatapan sarat rindu yang mengalir dengan deras
Kau hembuskan sesuatu yang menyejukkan kalbuku
Kau meyakinkan aku untuk menggiatkan ibadahku

Kedatanganmu kali ini sungguh sangat ku sadari
Kelalaian yang terjadi tak kan pernah ku ulangi
Menyia-nyiakan waktu meninggalkan ibadahku
Karena tujuan hidupku hanya tertuju untuk Tuhanku

Kini kau kembali ke Illahi Rabbi
Ditempat yang tersembunyi di luar bayangan imajinasi
Tak ada orang yang tahu seperti apa rupa cantikmu
Hanya aku yang tahu karena kaulah milikku

Puisi-It's Complicated

Berbelit-belit seperti benang kusut membentuk simpul rumit
Berputar-putar kebingungan mencari jalan keluar
Timbul tenggelam kemudian kelelahan ditelan angan-angan
Melayang-layang tak menyadari sedang menggali kuburnya sendiri

Tertipu ego sendiri tentang kebahagiaan yang abadi
Bermimpi membangun istana berhiaskan intan dan permata
Berkhayal tentang cinta yang mampu menaklukan badai dan petir yang membahana
Tersenyum sendiri sepertinya itulah realita yang terjadi

Serapuh sayap kupu-kupu selembut belaian bulu
Pantulan warna. Tak bermakna. Tak berdaya
Hanya kepakan kata atau dengungan ucapan sapa
Tak memiliki arti saat terjebak dimalam yang sunyi... sepi... sendiri...

Puisi-Cinta

Pesonamu mengguncang jiwa
Lirikanmu getarkan segalanya
Begitulah asa yang ku rasa
Terpaku terdiam karenanya

Terseret arus gempita euforia
Jatuh tenggelam dipusaran asmara
Berputar-putar jauh ke dasarnya
Oh indahnya... aku bahagia

Saat cinta mulai menyapa
Siapkan dirimu untuk merasakannya
Ketika jantungmu berdetak kuat
Sendi tubuhmu bergetar hebat

Jangan takut menghisap cintanya
jangan ragu nikmati saja
Puaskan dahagamu lepaskan semua
Tersenyumlah kamu layak mendapatkannya

Puisi-Bunga

Coba perhatikan kemudian renungkan
Tidak satupun kalimat ungkapan
Manpu mengalahkan sebuah pernyataan
Kamu selalu mengagumkan

Semuanya karena dia
Taman ini menjadi indah
Kupu-kupu berhamburan datang
Burung-burung bersenandung riang

Bukankah itu adalah anugerah
Memiliki pesona begitu indah
Ramah dalam setiap sapaan
Tulus dalam setiap perbuatan

Kamulah bunga di taman hati
Selalu peduli selalu berbagi
Bagiku kau adalah pelangi
Tak kulupakan tak kusesali

Puisi-24 jam

Orang bilang itulah ukuran waktu untuk satu hari
Saat matahari terbit kemudian terbenam dan terbit kembali
Bagiku seperti bertahun tanpa kabar dan sapa hangatmu
Bagaimana menurutmu? Apakah terbersit untuk merindukanku?

Aku harap jawabannya ya! Tanpa berprasangka buruk kepadaku
Aku berdo'a kau baik saja do'akan juga aku
Berikan aku sedikit waktu menata diri mentransformasi diri
Itu sangat menguras energi dan aku perlu sendiri

Tersenyumlah untukku cerialah seperti biasa
Jangan diam termangu beraktivitaslah kamu di sana
Aku tahu kamu bisa bukankah aku pernah berkata
Kamulah wanita dengan hati dan fikiran yang luar biasa

Puisi-Sahabat

Kau di hatiku dan akan selalu begitu
Ku mengagumimu karena engkaulah warna hidupku
Merah jingga kuning hijau biru ungu
Dalam kebersamaan kita lalui semua itu

Ingatkah kamu masa kebersamaan kita
Dalam canda ceria kita selalu bersama
Tak terpisahkan walau badai menerpa
Tetap kompak untuk saling menjaga

Itulah warna kita di masa lalu
Pelangi yang sempat menghiasi hidupku
Walau sekarang kita jarang bertemu
Persahabatan kita takkan lekang oleh waktu

Puisi-Menyendiri

Tak ada yang tahu apa yang sedang ku lakukan
Yang mereka tahu aku jarang muncul ke permukaan
Tahukah kamu mengapa aku senang melakukannya?
Pernahkah kamu berusaha untuk mempertanyakannya?

Dengarkan aku dan pahami penjelasannya
Tak ada masalah yang sedang membelenggu kita
Semua baik-baik saja semua seperti biasanya
Tak perlu khawatir atau bersedih karenanya

Hanya itu penjelasanku kepada dirimu
Sedangkan yang lainnya semuanya untukku
Ingin aku berbagi dan bercerita kepadamu
Betapa ajaibnya perasaan yang mengelilingiku

Aku sadari dan sangat aku pahami
Sikap diamku menyakiti orang-orang di sekelilingku
Perbuatan menyendiri dan mengunci pintu kamarku
Menenangkan diri dan mencoba mencari solusi

Andai kamu tahu dan memahami kondisiku
Akan aku bisikkan sesuatu kepada hatimu
Sayang temani aku dan tolonglah aku
Kalimat sederhanamu selalu spesial bagiku

Kamu memotivasi dan memberiku solusi
Jiwaku tenang dan selalu tersugesti
Entah mengapa tak tahu aku alasannya
Inilah kehendak-Nya tak bisa ku menolaknya

Puisi-Terkabulnya Sebuah Do'a

Kamu bersujud kemudian kamu berdo'a
Kepada Tuhan Pencita Alam Semesta
Merendahkan diri dalam linangan air mata
Begitulah seorang hamba di hadapan Tuhannya

Kau awali dengan menyebut nama Tuhan
Yang Maha Mendengar Yang Maha Memperhatikan
Memohon petunjuk cara memperbaiki diri
Menjadi bijaksana dan pandai mensyukuri

Berbaik sangkalah ketika kamu berdo'a
Karena sungguh akan menentramkan jiwa
Yakinlah selalu do'amu telah terjawab
Biarlah waktu yang akan mengungkap

Saat Tuhan mengabulkan do'a-do'amu
Percepatlah ia dengan sikap sabarmu
Selalu tawakal saat menapaki waktu
Itulah kunci menuju kebahagiaanmu

Puisi-Ingatan Yang Menjadi Kenyataan

Aku tidak kecewa bila kau melupakannya
Karena akulah misteri berselimutkan tanda tanya
Tak banyak yang mengenalku dengan begitu sempurna
Ku lakukan itu karena senang melakukannya

Masa lalu buatku hanya memori lama
Tak perlu kecewa atau bersedih karenanya
Yang terpenting hari ini dan juga esok,lusa
Kau akan mengenalku lebih banyak dari yang kau kira

Kau perlu bukti akan perasaanku di masa lalu
Akan ku perlihatkan kau akan terkejut dibuatnya
Tak perlu khawatir akan kebenaran kisah-kisah itu
Kau akan merasakan sendiri buah dari penantianku

Puisi-Muhasabah Ramadhan

Lapar dan dahaga yang ku rasa
Lemahnya raga yang mendera
Namun tetap ku berusaha
Untuk menjadi hamba yang bertakwa

Wahai Tuhan Yang Maha Perkasa
Kuatkan hamba dalam berusaha
Istiqamahkan hati dalam mengabdi
Memperbaiki diri di bulan suci

Ketika sabit berganti purnama
Kemudian kembali ke bentuk asalnya
Takkan berhenti ku menghamba
Kepada Tuhan Yang Maha Pencipta

Wahai Allah Yang Maha Penyayang
Curahkan rahmat dan keselamatan
Kepada Nabi panutan hati
Seorang Rasul yang kami cintai

Begitu sering dia menderita
Dalam membela keselamatan umatnya
Sampaikanlah kepada dirinya
Kerinduan kami berjumpa dengannya

Di bulan ramadan yang Kau berkahi
Di bulan suci yang Kau rahmati
Bersihkanlah jiwa-jiwa kami
Dari noda dosa yang membalut diri

Wahai Tuhan Yang Maha Mulia
Terimalah segala ibadah hamba
Ampuni semua kekhilafan hamba
Kepada Engkaulah kami menggantungkan do'a

Puisi-Last Survivor

Centang perenang Walau digulung ombak lautan
Timbul tenggelam Tak membuatmu putus harapan
Fokus ke depan Menjalani dinamika kehidupan
Bertahan dan berjuang Berharap sampai ketepian

Selamat datang pemberani Selamat bertempur di medan laga
Berperang sampai mati Tidak ada kata menyerah
Bersenjatakan solusi Menghadapi setiap masalah
Kesampingkan emosi Mencari jalan keluarnya

Aku bangga Kau berhasil melewatinya
Tidak semua Orang sanggup melakukannya
Kaulah pemenang Dalam menyikapi masa depan
Ku ucapkan selamat Kaulah yang terhebat

Puisi-Extraordinary Heart

Sungguh berat menanggung beban Bagi hati selembut itu
lintasan waktu dan ruang Hanya seperti angin lalu
Hatimu tertoreh luka menganga Membentuk jurang-jurang duka
Lama tersesat di dasarnya Berkeluh kesah dan berputus asa

Tapi kau bertahan Mengarungi gelombang perasaan
Tetap tegar kau berjalan Walau dihantui kisah-kisah kelam
Tak pernah bergeming Walau itu menyakitkan
Membentuk satu pribadi Tangguh menghadapi penderitaan

Akhirnya kau sampai Di titik pertemuan
Kesabaran yang kau semai Telah menumbuhkan kebahagiaan
Kini tibalah waktunya menyembuhkan luka-lukamu
Berikan kesempatan Percayakan padaku

Puisi-Kau Begitu Sempurna

Kau telah mengungkapkan Banyak hikmah pagi ini
Menyebut nama Tuhan Cara kamu mengawali
Dan kau mengakhiri Penuh rasa mensyukuri
Itu hikmah tertinggi Yang ku dapat hari ini


Pelangi yang kau rasakan Langit biru yang pernah menyertaimu
Pergi dan datang Sepanjang lintasan hidupmu
Teruslah tersenyum Fokus melangkah lurus ke depan
Jangan biarkan masa lalumu Menghambat meraih kebahagiaan

Tuhan berkehendak Di balik selubung kemisteriusan
Tak dapat ditebak Apa yang terjadi kemudian
Kamu harus meyakini Dalam menjalani kehidupan
Bukan seperti datang dan perginya hujan Yang tak berbekas Tanpa suatu tujuan

Setiap tetesan hujan Yang pernah datang menyentuhmu
Jadikan itu Pembelajaran Untuk kehidupanmu ke depan
Semua cita-cita Dan segala yang kau harapkan
Selalu menunggumu di depan Siap memelukmu Dalam selimut kebahagiaan

Puisi-Feel The Same

Kau benar Pagi ini terasa berbeda
Matahari begitu bersahabat Tak seperti biasanya
Awan tipis di cakrawala Menyelimuti langit biru di belakangnya
Suasananya begitu sempurna Ya... Aku menyukainya

Udaranya begitu segar Persis seperti yang kau gambarkan
Setiap hirupan nafasnya Terasa begitu menyejukkan
Pantas saja Burung-burung riang bernyanyi
Mereka begitu menikmati Suasana pagi ini

Walau kau tak ada di sini Senantiasa ku berharap
Janganlah berhenti mensyukuri Meskipun itu terasa berat
Kenanglah pagi ini Untuk bekalmu sepanjang hari
Teruslah tersenyum Untuk menyongsong esok hari

Puisi-Lugunya Aku

Begitulah sifat dasarku Ceroboh tak berpikir panjang sebelumnya
Ku telah memuntahkan peristiwa besar Dan ku paksa kau menelannya
Seharusnya tidak perlu kau tahu dulu Karena itu misteri juga buatku
Kau bisa mengukur betapa besarnya sayangku padamu Yang Tuhan benamkan di dadaku

Aku menyesal Telah membuatmu gusar
Sungguh ku tak mau Kau sedih karena kecerobohanku
Pada sesi ini Kau telah ku sakiti
Ku telah membelenggumu dengan semua realitaku

Katakan padaku Cara membayar kecerobohanku
Tunjukkan padaku Cara menyembuhkan hatimu
Tak perlu kau ragu Tumpahkan saja segalanya
Jangan membenciku Ku meminta maaf karenanya

Puisi-Menunggu Jawabanmu

Lega rasanya Setelah ku ungkapkan semua
Tanpa ada dusta Hanya kalimat apa adanya
Itulah perasaanku Kepada dirimu
Beritahu perasaanmu Perlihatkan padaku

Bila itu perlu waktu Tak perlu terburu-buru
Akan aku tunggu Setiap jawabanmu
Karena aku yakin Kau sedang mengusahakannya
Mencari cara terbaik Dalam mengungkapkannya

Biarlah itu mengalir Seperti apa adanya
Tirulah kepompong Dalam tempat bersemayamnya
Sabar menunggu Tidak perlu dipaksa
Hingga jadilah kupu-kupu Yang menghiasi taman bunga

Tataplah mataku Perlihatkan senyummu
Karena itulah jendela Bagi setiap jiwa
Itulah tanda Bahwa kau baik-baik saja
Selalu aku tunggu Apapun jawabannya

Puisi-Up To You

Kamu mengucapkan sebuah permintaan
Hatiku pun bersorak gembira
Kan ku bisikkan kebenaran
Bukan sekumpulan kebohongan
Menyusun rangkaian kata
Sudah menjadi kebiasaan bagiku
Mengungkapkan yang telah lama rapi tersimpan
Sungguh sangat memberatkanku

Telah lama ku memperhatikanmu
Mungkin tanpa kau menyadarinya
Maafkan aku yang tega menyukaimu
Tanpa berani mengungkapkannya
Aku terbiasa menyia-nyiakan momentum
Tidak sanggup melawan inersia
Hatiku terlampau halus
Terlalu mudah terluka

Aku bukanlah pengecut
Hanya terlampau banyak tidak beraninya
Untuk mengungkapkan segala perasaan
dan semua yang ku cita-citakan
Seperti mendaki langit
Atau menyelami samudra
Aku terlalu lugu
Semua itu terlampau besar bagiku

Tak ada yang mengajariku
Menaklukan gelombang perasaan
Mereka bilang mengalir saja
Jadikan sebagai pengalaman
Aku tidak bisa begitu
Terlampau menyakitkan bagiku
Tapi ku siap mempertaruhkan segalanya
Bila masa itu telah tiba

Jadilah mentorku
Untuk mendewasakan keluguanku
Aku yakin kamu bisa
Aku harap kamu bersedia
Semua terserah padamu
Tak berani ku memaksa
Akan ku beri kado terindah
Kalau berani menjawab tantangannya

*Untuk Wulan Mumpuni

Puisi-Kenali Aku

Sedikit orang yang mengenalku kebanyakan hanya menebak kemudian keliru
Aku adalah misteri yang tersimpan rapi
Yang tak mudah dikenali tak suka memperlihatkan diri
Tak mungkin bisa dilihat walau untuk sesaat

Laksana batu hitam Dikegelapan malam
Tanpa cahaya bulan hanya awan berjelaga hitam
Yang tersembunyi jauh di kedalaman lautan
Ditempat itulah Aku bersemayam

Kenali aku Bila kau melihat sinyal itu
Berupa cahaya terang Yang menyinari setiap kalbu
Sangat Menenangkan Sungguh menyenangkan
Akan kau rasakan Hanya kau yang bisa merasakan

Jangan kau ragu Untuk mendekati aku
Bertindaklah sekarang Seperti yang kau katakan
Kuatkanlah dirimu sayang Janganlah kau bimbang
Kamu harus berani Meraih kebahagiaanmu sendiri

Tataplah mataku Berikan aku senyuman
Itulah sinyal darimu Yang mengundangku untuk datang
Jangan kemudian kau diam Tidak lagi bereaksi
Karena akulah misteri Yang tak mudah dalam berbagi

Kau harus tahu Kalau aku pemalu
Terbiasa menyendiri Tak pandai dalam berinteraksi
Maka ikatlah aku dengan sikap supelmu
Lakukan dengan sabar Karena semua itu butuh waktu

Sentuhlah aku dengan ketulusan cintamu
Kau akan temukan Kunci menuju kebahagiaanmu
Aku tak Menjanjikanmu Segala kemewahan di dunia
Tapi akan ku pastikan Kau tak akan pernah kecewa

Puisi-When Heartbroken Strike Back

Kau menginjak hatiku dengan begitu anggunnya
Hati yang tulus yang siap memberikan segalanya
Kau cabut cinta dari tempat bersemayamnya
Tanpa hirau jerit hatimu sendiri yang pernah mencintainya

Kau kejam kau memang luar biasa
Kau hancurkan hatiku seraya berkata bebas selamanya
Kau memang hebat kuacungkan dua jempol karenanya
sanggup memusnahkan cinta tanpa bersisa

Wahai kekasih yang menyianyiakan cintaku
Kasihanilah dirimu tak perlu hiraukan aku
sungguh aku sangat mengkhawatirkanmu
Kau akan tahu maksud ucapanku itu

Saat siang berganti malam
Ketika sunyi menyelimuti bumi
Sayup-sayup akan kau dengarkan
Rintihan hatimu sendiri yang sedang bersedih

Hatimu begitu halus dan tulus dalam memberi
Kini dia terpaut padaku dan akan selalu mencintai
Kau akan mengerti kau akan pahami
Ya... Bahkan rasa sakitnya akan kau rasakan sendiri

Saat kau teringat padaku
Saat itulah hatimu mengambil alih perasaanmu
Ia sangat kecewa karena perlakuanmu padaku
Kau akan disakitinya hingga kau menderita

Kekasihku percayalah renungkanlah
Karena aku pernah merasakan sakitnya
Ketika egoku sedang berada dipuncaknya
Hingga tega menginjak hati yang tulus hingga terluka

Sungguh aku lebih tahu daripada kamu
Kamu masih lugu juga amatir
Kau telah menciptakan sendiri mimpi burukmu
Oleh sebab itulah aku tidak membenci tetapi khawatir

Senin, 28 Desember 2009

Puisi-Waktu

Waktu
kau selalu menang bersaing denganku
kau curang
kau tidak bisa ditangguhkan apalagi dikembalikan
kau luar biasa selalu ada walau yang lain telah tiada

waktu
aku membencimu
karenamu umurku terus berkurang
waktu
aku selalu mencintaimu
karenamu peluang itu selalu datang

waktu
kau menggilasku dengan kejamnya
mencabik-cabik mimpiku dengan realita
mengganti bahagia dengan duka lara
kau tak pernah peduli kepada siapa saja

waktu akan ku pelintir kau dengan kerja keras
kan ku peras hingga kau menjerit keras
akan kuhisap sampai tak bersisa
hingga ajal menjemput nyawa

Puisi-Oase

Kaya kehidupan
walaupun dikelilingi pasir panas tak bertuan
penuh kesejukan bagi siapa saja yang berkenan datang
tak pernah sirna walaupun matahari selalu menatapnya

airnya selalu bening tak pernah mengering
pelepas dahaga bagi setiap pengembara
selalu memuaskan tak pernah mengecewakan

oase
sumber pengharapan denyutan kehidupan
di bumi yang gersang
takkan hilang
tak tergantikan

Puisi-Beautiful Magic

Tak pernah kurasakan hentakan jantung sekuat ini

tak pernah kubayangkan diriku bisa sebahagia ini

siapakah kamu? apa yang telah kau lakukan padaku?

oh...dia bukanlah siapa-siapa

oh... dia tidak melakukan apa-apa

tapi mengapa hatiku begitu terluka oleh anak panah kecantikanmu

oleh sentuhan lembut kisah-kisahmu

ini bukan salah mu juga bukan salah ku

kamu hanyalah magnet raksasa yang kebetulan lewat dalam hidupku

atau inikah yang mereka sebut cinta sejati cinta yang bersemi pada pandangan pertama

seperti cinta yang pernah dirasakan Adam kepada ibunda Hawa

Puisi-Saat Mengingatmu

Melihat mu kembali, mengingatkanku akan akan mimpi-mimpi di masa lalu

Tentang harapan yang membuat hari-hariku penuh arti

Salahkah aku yg ingin merasakan mimpi itu lagi?

Salahkah aku yg menginginkan semuanya menjadi nyata?

Seperti bocah autis yg tenggelam dalam keasyikannya sendiri

Terombang-ambing dalam gelombang imajinasi

Tapi salahkah aku yg mencandu dalam mengharapmu?

Yang tidak akan menyerah dalam mengagumimu

Maafkan aku yang membebanimu dg mimpi2ku ini

Jangan membenciku karena keadaan ini

Ketahuilah aku hanya manusia biasa yang tidak sanggup menghapus bayang-bayangmu

Tapi yakinlah kebahagiaanmu yang kau raih saat ini adalah sumber inspirasiku untuk meraih kebahagiaanku sendiri

Selamat Datang Di Rumahku Yang Sederhana Ini


Hallo... Perkenalkan, saya Septiardi. Ini adalah pengalaman pertama saya berblogging ria. semoga bisa memberikan warna yang lain dari yang lain, yang membuat anda ketagihan untuk datang lagi terima kasih